First story

The Light

Bagian Satu

Selamat membaca

.
.

Seorang pria tampan sedang membangunkan adik-adiknya untuk bersiap ke sekolah.

"Selamat pagi adik hyung yang manis.. ayo bangun dan bersiap ke sekolah." Kata Seokjin yang memasuki salah satu kamar adiknya.

"Jiminie.. ini sudah pagi, jadi ayo bangun dan bersiap ke sekolah." Kata Seokjin yang memang sudah terbiasa membangunkan adik-adiknya di pagi hari.

Namun Jimin yang tidur memunggungi Seokjin tidak juga menyahut ataupun bergerak. Seokjin yang merasa ada yang aneh dengan adiknya pun perlahan menyentuh dahi adiknya.

"Astaga, kau demam Jiminie? Habis dari mana kemarin Jiminie?" Tanya Seokjin walaupun tau tidak akan dijawab oleh Jimin.

"Eungh.. hyungie.. selamat pagi.." Lirih Jimin berkedip pelan.

"Tidur saja kembali ya? Kau demam saat ini."
Kata Seokjin mengelus rambut Jimin yang basah oleh keringat.

"Tidak bisakah aku sekolah saja, hyungie?" Tanya Jimin beranjak duduk.

"Hm.. kau demam sayang.. bagaimana jika tambah parah saat kau di sekolah?" Bujuk Seokjin.

Jimin menghela nafas, "baiklah hyungie" lirih Jimin.

"Aku akan mengantarkan bubur dan obat nanti, kau tidak kembali ya Jiminie." Kata Seokjin.

"Baiklah" pasrah Jimin.

Seokjin beranjak pergi setelah mencium kepala Jimin.

'Bagaimana ini? Aku tidak mungkin tidak pergi ke sekolah.' Batin Jimin.


.
.

Seokjin tengah menyiapkan bubur untuk Jimin. Lalu seseorang datang dengan pakaian santai menghampiri Seokjin.

"Hyung tidak berniat sarapan dengan bubur kan?" Tanya Yoongi yang baru sampai di dapur.

"Uh? Kau tidak pergi ke rumah sakit?" Tanya Seokjin saat melihat Yoongi hanya menggunakan pakaian santai mengabaikan apa yang Yoongi tanyakan.

"Tidak. Hyung kau belum menjawab apa yang kutanyakann tadi." Kata Yoongi.

"Oh, bubur ini untuk Jiminie, dia sepertinya demam." Kata Seokjin.

"Tidak sepertinya. Tapi dia memang demam. Padahal tadi malam aku sudah periksa dan kompres. Apa belum turun ya panasnya." Kata Yoongi.

"Kau tau Jiminie demam?" Tanya Seokjin.

"Iya, semalam saat aku pulang, aku diberitahu oleh bibi Shin jika Jimin demam. Aku sudah memeriksanya dan mengompresnya dan semalam sempat turun panasnya. Tapi sepertinya naik lagi." Kata Yoongi.

"Huh, seharusnya kau beritahu aku jika Jiminie sakit." Kata Seokjin.

"Aku tidak tahu kau pulang jam berapa." Kata Yoongi.

"Sudahlah, jangan berdebat lagi. Ayo sarapan aku juga harus memberikan bubur ini nanti ke Jiminie." Kata Seokjin.

"Biar aku saja. Aku sedang cuti jadi aku akan merawatnya" kata Yoongi.

"Baiklah" kata Seokjin.
.
.

Seokjin dan Yoongi pergi ke meja makan.

"Selamat Pagi Hyungdeul!" Teriak Taehyung dan duduk di depan Yoongi.

"Bisakah kau tidak teriak Lee Taehyung-ssi?" Kata Yoongi menatap tajam Taehyung.

"Hehehe, maaf Yoongi hyung." Kata Taehyung menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Selamat pagi hyungdeul." Kata Jungkook duduk di sebelah Taehyung.

"Selamat pagi, Taehyungie, Jungkookie." Kata Seokjin membalas ucapan 'selamat pagi' adiknya. "Ya sudah ayo kita sarapan nanti kalian terlambat." Lanjut Seokjin mulai memakan sarapannya.

"Dimana Jiminie hyung?" Tanya Jungkook saat melihat kursi di depannya masih kosong.

"Jimin sedang demam, jadi kalian saja yang pergi ke sekolah." Kata Yoongi.

"Ah, begitu." Kata Jungkook mulai memakan sarapannya.

.
.

Jimin bangun dari kasurnya dan bersiap ke sekolah. Dia memasukkan beberapa buku dan bergegas mandi. Setelah mandi ia bergegas memakai pakaian sekolahnya.

"Dimana almamaterku?" Tanya Jimin bingung melihat ke seluruh kamarnya. "Dimana aku menaruhnya." Kata Jimin berusaha mencarinya.

.
.

"Aku pergi" Kata Taehyung pergi lebih dulu dari meja makan.

"Hati-hati" Kata Seokjin melihat Taehyung berlalu pergi.

"Aku juga pergi dulu" Kata Jungkook menyusul Taehyung yang sudah duluan pergi.

"Hati-hati" Kata Seokjin lagi.

"Kau juga sebaiknya pergi, atau kau akan terlambat ke kantor hyung" Kata Yoongi saat melihat jam yg sudah menunjukan jam 7 tepat.

"Baiklah, jaga Jiminie ya.. Jika ada apa-apa segera hubungi aku" kata Seokjin.

"Aku tau" kata Yoongi.

"Aku berangkat dulu" Seokjin beranjak pergi.

"Hmm" balas Yoongi.

Setelahnya Yoongi membawa bubur ke kamar Jimin.

.
.

Jimin masih sibuk mencari almamaternya. Karna tak juga menemukan almamaternya. Ia mengambil kursi untuk mengambil kotak di atas lemarinya yang berisi pakaian baru yang belum dipakai. Saat ia menarik kotak, tiba-tiba pintu terbuka. Ia terkejut hingga terjatuh dari kursi dan tertimpa oleh kotak yang lumayan berat.

"Astaga, apa yang terjadi?" Tanya Yoongi syok. Ia menghampiri Jimin setelah menaruh bubur Jimin tadi dan membantu Jimin menyingkirkan kotak. Setelahnya Jimin duduk dengan terbatuk-batuk.

"Aigoo.. apa ini? Kau ingin berangkat sekolah? Bukankah kata Jin hyung kau masih demam?" Kata Yoongi.

"Aku baik-baik saja, tapi hyung membuatku terkejut. Lihat pergelangan kakiku jadi terkilir" kata Jimin menunjuk kakinya yang sedikit membiru dan bengkak.

"Sudahlah, kenapa kau berangkat sekolah? Bukankah kau masih sakit" Kata Yoongi memeriksa kening Jimin dan memang masih terasa sangat hangat.

"Aku baik-baik saja. Aku mau berangkat sekolah" Kata Jimin.

"Tidak! Kau masih demam, aku yang akan mengurusmu" Kata Yoongi.

"Tapi aku tidak mau di rumah, aku mau ke sekolah" Kata Jimin.

"Lee Jimin, kau masih sakit, ayo ganti lagi pakaianmu dan makan buburnya. Aku akan tetap menunggumu" Kata Yoongi.

"Aish hyung jahat, aku kan ingin pergi ke sekolah" Kata Jimin.

"Aku tidak akan mendengarkanmu, ayo ganti pakaianmu. Biar aku yang merapikan ini semua" Kata Yoongi.

Jimin menghela nafas. Ia akan kalah jika harus berdebat dengan Yoongi hyung.

"Aku juga akan mengurut kakimu nanti setelah kau mengganti pakaianmu." Kata Yoongi.

"Baiklah." Kata Jimin.

"Perlu bantuan ke kamar mandi?" Tanya Yoongi stelah membantu Jimin berdiri.

"Tidak!" Ketus Jimin berjalan pelan.

"Atau kau ingin aku bantu mengganti pakaian juga?" Goda Yoongi saat melihat Jimin cemberut. Menggoda Jimin adalah hobi Yoongi.

"Yoongi Hyung!!" Teriak Jimin diakhiri mengerucutkan bibirnya.

"Astaga, kau begitu imut jika marah." Kata Yoongi.

"Aku akan pergi ke sekolah." Jimin bersiap akan mengambil tasnya.

"Aku bercanda, ayo ganti pakaianmu. Aku tidak mau jadi bahan percobaan Jin hyung." Kata Yoongi.

"Kau jahat hyung!" Jimin membuang muka berlalu pergi ke kamar mandinya.

"Aku minta maaf Jiminie.." Kata Yoongi.

"Aku orang yang baik jadi aku maafkan Yoongi hyung." Balas Jimin dari kamar mandi.

"Terima kasih adik hyung yang imut" Kata Yoongi yang diakhiri tawa oleh Yoongi dan Jimin yang berada di kamar mandi.

.
.

"Huh, bagaimana bisa dia sakit?" Tanya salah seorang yang duduk di meja belakang dekat pintu.

"Aku juga tidak tahu, Jinnie hyung hanya bilang dia sakit" Kata Taehyung menanggapi pertanyaan Jackson.

"Bagaimana sekarang? Kita tidak punya mainan baru" Kata Youngjae menanggapi kata Jackson dan Taehyung tadi.

"Haruskah kita cari mangsa baru?" Tanya Jackson.

"Aku tidak tertarik dengan mangsa baru, nanti kita harus memulai dari awal lagi agar dia mengerti. Besok saja kita bully dia habis-habisan" Kata Taehyung.

"Huh, benar juga. Aku juga sekarang malas mencari mangsa baru" Kata Youngjae.

"Baiklah. Jadi ayo pikirkan apa yang harus kita lakukan besok" Kata Jackson menyeringai di akhir kata.

Dan mereka pun berdiskusi untuk hal jahat apa yang akan mereka lakukan esok hari.

.
.

"Jungkook-ah! Apa kau ada waktu hari ini?" Tanya Bambam teman yang sekelas Jungkook.

"Aku rasa aku punya waktu, apa kita akan buat tugas itu hari ini?" Tanya Jungkook.

"Jika kau ada waktu kurasa iya, karna semakin cepat semakin baik" Kata Bambam.

"Baiklah, bagaimana dengan kafe daerah Gangnam? Aku dengar ada kafe yang baru buka di sekitar sana. Dan itu cocok untuk membuat tugas.." Saran Bambam.

"Apakah dekat dengan perpustakaan pusat kota? Karna kurasa kita butuh beberapa referensi buku dari perpustakaan" Kata Jungkook.

"Cukup dekat hanya perlu berjalan kaki sekitar 5 atau 10 menit" Kata Bambam.

"Baiklah, beritahu juga Mingyu" Setuju Jungkook.

"Tentu, jangan pergi duluan nanti" Kata Bambam.

"Iya aku tau" Kata Jungkook.

.
.

Jimini dan Yoongi sedang duduk di ruang santai. Sebelumnya Yoongi menyuruh Jimin untuk tidur tapi ia bilang ia tidak mengantuk jadi tidak mau untuk tidur.

"Hyung, kau tidak ke rumah sakit? Aku bosan melihatmu" Kata Jimin yang sedang duduk di sofa ruang santai.

"Hari ini aku sedang cuti, itu lebih baik jadi kau tidak akan bisa kabur dari rumah ini" Kata Yoongi yang duduk di sebelah Jimin.

"Aish hyung, aku lihat beberapa makanan sudah sedikit. Ayo kita ke super market!" Kata Jimin terlihat sehat-sehat saja.

"Kau pura-pura sakit? Aku rasa tadi pagi Jin hyung bilang kau demam. Kau sudah sehat?" Tanya Yoongi heran. Pasalnya Seokjin bilang kalau Jimin demam.

"Hyung sudah merawatku, jadi aku sudah baik-baik saja. Aku juga seharusnya bisa sekolah, tapi hyung malah menghalanginya" Kesal Jimin.

"Ah, sudahlah. Kau bilang makanan habiskan? Jika begitu ayo ke super market saja. Aku lelah mendengar ocehanmu itu" Kata Yoongi beranjak ke kamarnya.

"Kenapa hyung pergi ke kamar?" Tanya Jimin mengikuti Yoongi.

"Aku ingin mengambil kunci mobil dan juga dompetku. Kau ambil jaketmu. Aku tidak mau dimarahi karna membawamu keluar saat masih sakit." Kata Yoongi.

"Sudah aku bilang aku sudah sehat, hyung! Jika kau tak percaya periksa saja" Kata Jimin.

"Ya, seterahmu saja. Tapi ambil jaketmu cepat. Aku tidak mau terlalu lama di luar." Kata Yoongi.

"Iya, ini aku akan mengambil jaket." Kata Jimin pergi ke kamarnya.

.
.

Mobil Yoongi membelah jalanan dengan pelan. Ia tidak mau kebut-kebutan karna itu namanya melanggar lalu lintas.

"Huh, sepertinya akan hujan lagi." Kata Jimin memandang ke luar jendela mobil.

"Iya, jadi kita harus bergegas. Aku tidak mau hujan-hujanan nanti." Kata Yoongi.

"Aku tau" Balas Jimin.

.
.

Saat memasuki super market Yoongi mengambil sebuah troli dan Jimin berjalan disebelahnya.

"Ada yang ingin kau beli?" Tanya Yoongi.

"Sepertinya tidak, aku ikut kau saja." Jawab Jimin.

"Baiklah." Yoongi dan Jimin memilih beberapa makanan ringan serta beberapa daging.

.
.

Saat membayar akan membayar bahan-bahan yang mereka beli, Jimin tiba-tiba saja teringat sesuatu.

"Hyung, ada yang mau aku beli, hyung duluan saja ke mobil." Kata Jimin.

"Aku tunggu saja, cepat ambil apa yang ingin kau beli." Kata Yoongi.

"Aku lupa letaknya dimana. Kau duluan saja hyung." Kata Jimin.

"Huh, baiklah." Pasrah Yoongi.

.
.

Saat Jimin selesai membeli apa yang dia inginkan. Ia bergegas ke pakiran. Karna ia tau kalau Yoongi tidak suka menunggu lama.

"Aish Yoongi hyung pasti akan marah." Kata Jimin mempercepat langkahnya.

Tak jauh dari mereka, terlihat beberapa remaja yang memperhatikan Jimin. Mereka pun menghampiri Jimin.

"Oi, bukankah kau kembaran Taehyung." Teriak seseorang yang menghentikan langkah Jimin.

"Wah aku dengar dari guru kau sakit tapi apa ini? Kau pergi beejalan-jalan?" Kata orang disebelah yang meneriaki Jimin.

"Yak! Kau mencoba menghindar dari kami?" Tanya Jackson, orang yang meneriaki Jimin tadi.

"Yak! Kami bertanya. Apakah kau bisu?" Tanya Youngjae sambil mendorong-dorong bahu Jimin.

"Siapa yang kalian ganggu?" Tanya seseorang.

.

.
.

TBC





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Firts Story

First Strory